Gagasan Penyelenggaraan Kongres Pemuda 2 Berasal Dari

Album Laknat PEMUDA

Admin setda | 29 Oktober 2014 | 5627 kali

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berlainan maka itu organisasi Universitas Pelajar Petatar Indonesia (PPPI) nan beranggotakan pelajar dari seluruh area Indonesia. Dewan perwakilan tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Perjaka Kedua berasal semenjak Universitas Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi perjaka nan beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung nan berbeda dan dibagi dalam tiga kali berpasangan.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Bangunan Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, pembesar PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini bisa memperdekat roh persatuan internal sanubari para cowok. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang fungsi dan koalisi persatuan dengan pemuda. Menurutnya, suka-suka lima faktor yang bisa memperteguh persatuan Indonesia yaitu memori, bahasa, syariat sifat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Pekan, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pensyarah, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak asuh harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di konstruksi Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Padahal Ramelan menyorongkan, gerakan kepanduan enggak boleh dipisahkan dari pergerakan kewarganegaraan. Gerakan kepanduan sejak dini menggembleng anak-anak asuh disiplin dan mandiri, peristiwa-hal yang dibutuhkan intern perjuangan.

Adapun panitia Kongres Jejaka terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Ajudan II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Ajudan V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :

Abdul Muthalib Sangadji
Purnama Bulan
Abdul Rachman
Raden Soeharto
Abu Hanifah
Raden Soekamso
Adnan Kapau Gani
Ramelan
Amir (Dienaren van Indie)
Saerun (Keng Po)
Anta Permana
Sahardjo
Anwari
Sarbini
Arnold Manonutu
Sarmidi Mangunsarkoro
Assaat
Sartono
Bahder Djohan
S.M. Kartosoewirjo
Dali
Setiawan
Darsa
Sigit (Indonesische Studieclub)
Dien Pantouw
Siti Sundari
Djuanda
Sjahpuddin Latif
Dr.Pijper
Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
Emma Puradiredja
Soejono Djoenoed Poeponegoro
Halim
R.M. Djoko Marsaid
Hamami
Soekamto
Jo Tumbuhan
Soekmono
Joesoepadi
Soekowati (Volksraad)
Jos Masdani
Soemanang
Kadir
Soemarto
Karto Menggolo
Soenario (PAPI & INPO)
Kasman Singodimedjo
Soerjadi
Koentjoro Poerbopranoto
Soewadji Prawirohardjo
Martakusuma
Soewirjo
Masmoen Rasid
Soeworo
Mohammad Ali Hanafiah
Suhara
Mohammad Nazif
Sujono (Volksraad)
Mohammad Roem
Sulaeman
Mohammad Tabrani
Suwarni
Mohammad Tamzil
Tjahija
Muhidin (Pasundan)
Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
Mukarno
Wilopo
Muwardi
Wage Rudolf Soepratman
Putri Tumbel

Rumusan Serapah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas momen Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah bersyarah pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-pesek oleh Yamin

Isi Semenjak Kualat Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua yaitu sebagai berikut :

PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Talenta Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Bersedia dan menerima Bertumpah Pembawaan Yang Satu, Lahan Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Perawan Indonesia, Bersedia dan menerima Berbangsa Nan Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam hal sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang purwa mungkin nan diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan permulaan boleh jadi pada tahun 1928 plong media cetak sahifah kabar Sin Po dengan menyambat bacaan yang memfokuskan bahwa lagu itu ialah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Apabila kita kepingin mengetahui kian lanjut mengenai banyak keadaan tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Bujang yang mewah di Konstruksi Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Anak kunci. Museum ini punya koleksi utama seperti biola tahir nasib baik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto historis situasi Sumpah Cowok copot 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-putri Indonesia.

dikutip dari : http://www.wikipedia.org