Jelaskan Keadaan Sosial Budaya Negara Kamboja

Follow @HediSasrawan

Le Ballet Royal du CambodgeSejak dulu, agama menjadi sumber inspirasi utama bagi kebudayaan di Kamboja. Intim sepanjang dua milenium, Kamboja mengembangkan asisten Khmer yang merupakan gabungan antara pendamping animisme, agama Buddha, dan agama Hindu. Kultur dari India—termasuk bahasa dan kesenian—dibawa makanya orang India ke Asia Tenggara sekeliling abad pertama masehi. Saat ini, budaya di Kamboja dipromosikan dan dikelola oleh Departemen Kebudayan dan Kesenian Kamboja.

1. Sejarah Kultur Kamboja

Masa keemasan Kamboja adalah antara abad ke-9 dan ke-14 masehi dibawah musim kerajaan Angkor, dimana pada saat itu merupakan imperium nan abadi dan sejahtera nan berhasil menguasai dempet seluruh wilayah daratan Asia Tenggara. Namun, kekaisaran Angkor runtuh akibat kudeta dan perang melawan kerajaan nan mewah di dekatnya seperti Siam dan Dai Viet. Banyak candi nan dibangun puas masa itu seperti Bayon dan Angkor Wat masih terserah hingga sekarang. Candi-candi tersebut tersebar di Thailand, Kamboja, Lengkuas, dan Vietnam yang mengingatkan kita kepada kemegahan seni dan budaya Khmer. Seni, arsitektur, irama, dan dansa yang terserah di Kamboja sekarang mutakadim membujur banyak pengaruh dari banyak kerajaan lain begitu juga Thailand dan Laos. Surat berharga terbit tamadun Angkor masih boleh dilihat setakat kini di beberapa negara, kultur tersebut punya banyak kekariban dengan Kamboja saat ini.

2. Arsitektur dan Apartemen di Kamboja

Arsitek dan serimala Kamboja membuat candi nan terbuat dari bencana. Dekorasi Khmer terinspirasi berbunga agama. Dewa-betara dari agama Hindu dan Buddha terukir pada tembok. Candi/kuil dibuat sesuai dengan sifat arsitektur Khmer Kuno yang terdiri dari susunan candi biasa ditambah dengan suatu candi nan tertumbuk pandangan mencolok ditengahnya, sebuah tembok, dan sebuah serokan. Motif Khmer menggunakan banyak batara berpokok mitologi Buddha dan Hindu. Contohnya sebagaimana kastil kekaisaran di Phnom Penh yang menggunakan motif garuda yang merupakan burung mitologi dalam agama Hindu. Hanya sedikit bangunan yang tercecer sejak musim kerajaan Khmer. Yang primitif hanyalah bangunan religius yang terbuat dari bisikan sebagaimana candi Angkor.

Kerumahtanggaan kebudayaan modern Kamboja, sebuah batih galibnya tinggal di konstruksi berbentuk petak dengan ukuran beragam mulai dari 4 X 6 meter hingga 6 X 10 meter. Bangunan tersebut terbuat pecah awi. Rumah Khmer biasanya berpanggung dengan ketinggian tiga meter diatas bidang petak untuk melindungi isi rumah berasal air bah. Tangganya terbuat dari tiang. Sebuah rumah lazimnya terdiri mulai sejak tiga ruangan yang dibatasi oleh bambu. Ruangan depan dijadikan pangsa tamu, ruangan kedua dijadikan kamar tidur orangtua, dan ruangan ketiga dijadikan kamar tidur bikin putrinya yang belum menikah. Anak junjungan-laki tidur dimanapun mereka mendapatkan gelanggang. Anggota keluarga bersama tetangga tolong-menolong membangun rumah, serta diadakan suatu ritual bagi apartemen yang baru radu dibangun. Rumah bagi batih yang kurang rani lazimnya hanya terdiri bersumber satu ruangan samudra. Perapian biasanya terletak di belakang rumah. Kamar mandi biasanya produktif di sungai yang ditutupi oleh triplek. Kandang piaraan galibnya dibuat dibawah flat. Apartemen orang Tionghoa dan Vietnam di ii kabupaten maupun desa di Kamboja biasanya bukan berpanggung dan berlantai mani atau keramik. Rumah kaum urban dan bangunan komersial biasanya terbuat dari batu bata, beton, atau kayu.

3. Agama di Kamboja

Pemukim di Kamboja didominasi makanya penganut agama Buddha dengan 90% populasi menganut Buddha Theravada. Terwalak 1% populasi pemeluk agama Serani dan sisanya beragama Islam, atheis, atau pemuja kepercayaan animisme.

Agama Buddha sudah ada di Kamboja sejak abad ke-5 serani. Buddha Theravada telah ada di Kamboja sejak abad ke-13 kristen dan kini telah dianut maka dari itu 90% populasi di Kamboja.

Selam adalah agama yang mayoritas dianut maka itu kaum Cham (disebut sekali lagi Khmer Selam) dan minoritas kaum Melayu di Kamboja. Berdasarkan data terbit Po Dharma, terdapat 150.000 sampai 200.000 penduduk Orang islam di Kamboja pada tahun 1975. Semuanya menganut arus Sunni.

Masehi dibawa ke Kamboja maka itu misionaris Katholik Roma plong tahun 1660. Pada hari 1972, terdapat seputar 20.000 kaum Kristiani di Kamboja, lazimnya berpangkal mereka adalah Katholik Roma. Berdasarkan statistik dari Vatikan, plong tahun 1953, anggota Gereja Katholik Roma di Kamboja berjumlah 120.000. Hal itu membuatnya menjadi agama terbesar kedua di negara ini. 50.000 diantaranya yaitu orang Vietnam dan sisanya kebanyakan cucu adam Eropa. Berdasarkan sensus perian 1962, terdapat 2.000 pemeluk agama Kristen Protestan di Kamboja. Terletak sekitar 20.000 pemeluk agama Kristen Katholik di Kamboja dimana namun 0,15% dari total populasi.

Terletak 100.000 hamba allah yang menganut aliran kepercayaan daerah. Seperti kaum Khmer Loeu nan menganut animisme. Mereka menggunakan nasi, air, api, bisikan, dll bakal melangsungkan ritual. Kaum ini biasanya menganggap tabu sejumlah objek dan praktek.

4. Hayat di Kamboja

4.1. Seremoni Kelahiran dan Kematian di Kamboja

Kelahiran bayi adalah saat nan membahagiakan buat anak bini. Bersendikan kepercayaan tradisional, mereka (ibu dan jabang bayi) akan dikurung karena mereka sangat rentan terhadap mayapada mistik. Sendiri ibu yang meninggal saat bersalin bayinya dipercaya akan menjadi roh yang virulen. Dalam masyarakat Khmer tradisional, wanita hamil dianggap pemali memakan sejumlah nafkah dan harus menjauhi beberapa keadaan. Tradisi ini masih berlangsung di pedesaan, namun mulai berkurang di kawasan perkotaan.

Kematian tidak dilihat dengan mumbung kesedihan disini; tetapi dilihat perumpamaan akhir pecah sebuah usia dan merupakan tadinya dari kehidupan selanjutnya yang diharapkan akan lebih baik dari sebelumnya. Suku bangsa Khmer Buddha biasanya mengkremasi dan debunya disimpan di dalam sebuah stupa di kerumahtanggaan candi. Umbul-umbul panji salih dikibarkan—yang disebut "alam buaya katak tulus"—di asing rumah, yang menandakan terserah seseorang di intern flat tersebut nan sudah meninggal. Prosesi pekuburan dihadiri oleh biksu Buddha, anggota keluarga, dan kerabat yang berduka. Suami/ayutayutan dan anaknya yang ditinggalkan berduka dengan cara mencukur kepalanya dan menyarungkan pakaian putih.

4.2. Masa Kecil dan Hari Remaja di Kamboja

Anak kecil di Kamboja dirawat hingga usia dua atau empat tahun. Sampai usia tiga alias empat tahun, anak asuh diberi hidayah caruk dan kebebasan. Permainan anak-anak asuh lebih memfokuskan pada sosialisasi atau kemampuan ketimbang unggul atau kalah.

Kebanyakan anak mulai bersekolah pada usia tujuh atau delapan. Ketika dia mencapai roh ini, mereka harus mengetahui norma kesopanan, kepatuhan, dan hormat kepada nan lebih berida dan kepada ruhban Buddha (biksu). Ayahnya bertugas lakukan mengontrol anaknya dan memasrahkan izin kepada anaknya. Saat usia dekade, anak nona membantu ibunya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan flat panjang; sedangkan anak laki-suami senggang bagaimana menjaga peliharaan mereka dan berbenda bercocok tanam bersama laki-laki lain yang lebih tua.

Para muda biasanya main-main dengan temannya nan sesama macam kelamin. Selama waktu remajanya, lelaki rata-rata menjadi pelayan di Wihara dan menjadi calon biarawan, dimana hal itu merupakan satu kehormatan besar bakal orangtuanya. Orangtua punya wewenang penuh terhadap anaknya sampai mereka menikah, dan orangtuanya setia mengendalikan beberapa otoritas momen pernikahan.

4.3. Pacaran, Perkawinan, dan Perceraian di Kamboja

Melembarkan teman hidup adalah situasi yang kompleks bagi lanang akil balig, dan itu mungkin melibatkan tak hanya orangtuanya dan temannya, tetapi pun "mak comblang" dan Haora. Secara teori, perempuan boleh menolak kebalikan yang dipilih orangtuanya. Pola pacaran berlainan antara insan Khmer di desa dan di daerah tingkat; sering yang romantis merupakan kebiasaan yang ada di kebanyakan kota-metropolis. Laki-laki biasanya menikah antara usia 19 sampai 25 tahun, padahal perempuan antara 16 sebatas 22 tahun. Setelah pasangan dipilih, saban keluarga tukar menyelidiki satu sama lain bikin valid bahwa anaknya akan menikah bersama imbangan nan memiliki keluarga yang baik. Di pedesaan, terletak rang jasa pengantin wanita; artinya, suami-suami muda bersumpah akan menyervis ayah tirinya n domestik paser beberapa waktu.

Pernikahan tradisional adalah perayaan yang panjang dan bercat. Dulunya, itu berlangsung tiga hari, namun pada tahun 1980-an itu berlangsung selama suatu periode ataupun setengah hari. Imam Buddha mengamalkan upacara singkat dan mengucapkan bilang doa. Bagian berpangkal perayaan ini melibatkan ritual menyelang rambut, menambatkan kapas yang sudah dicelupkan ke dalam air masif sreg pergelangan tangan pengantin pria dan wanita, dan melewati lilin yang suka-suka di seputar n partner yang telah menikah serta memberkati pasangan tersebut perumpamaan suatu kesatuan. Pasca- pernikahan, dilakukan acara jamuan makan. N antipoda yang baru menikah secara tradisional akan tinggal bersama keluarga gendak dan boleh jadi akan tinggal bersama mereka selama setahun, sampai mereka dapat membangun rumah baru.

Perpisahan adalah legal dan relatif mudah untuk dilakukan, sahaja kejadian ini tidak publik dilakukan. Orang yang bercerai akan dilihat dengan beberapa ketidaksenangan. Tiap-tiap pasangan akan mempertahankan hak yang dia beli saat pernikahan, dan kepemilikannya akan dibagi menjadi dua. Kepunyaan jaga momongan biasanya akan diberikan kepada ibunya, dan kedua keluarganya tetap menderma beberapa uang lelah cak bagi melanjutkan pendidikan anaknya. Laki-laki yang telah bubar engkau memiliki masa menunggu sampai engkau dapat menikah kembali.

Puas kenyataannya, sebatas saat ini mayoritas orang Kamboja yang telah menikah tidak punya salinan ijab kabul yang absah. Walaupun tandingan tersebut sudah lalu menyelenggarakan ritual dan pesta pernikahan. Sahaja mereka dianggap bukan menikah secara biasa. Seperti ketika bercerai, mereka rata-rata tidak memerlukan piagam dakwaan cerai.

5. Busana di Kamboja

Pakaian di Kamboja adalah riuk suatu aspek penting dari budaya di Kamboja. Mode orang Kamboja farik-beda terjemur pada suku etnis dan status sosial. Orang Khmer secara tradisional menyarungkan syal kotak-kotak yang disebut Krama. "Krama" menyingkirkan hamba allah-bani adam Khmer (Kamboja) dengan tetangganya seperti basyar Thai, orang Vietnam, dan orang Laos. Ulos tersebut digunakan untuk bervariasi keefektifan sebagai halnya gaya, melindungi dari rawi, dan sebagai pelindung (untuk tungkai) saat naik pohon, membantu menggendong orok, sebagai tuala, maupun sebagai sarung. Krama boleh dengan mudah diubah menjadi boneka untuk dimainkan anak-anak.

Cemping tradisional yang dikenal sebagai Sampot, merupakan sebuah seragam yang terkena pengaruh dari India puas era Funan. Baju Khmer telah berubah seiring dengan waktu dan agama. Pada masa transisi semenjak era Funan ke era Angkor, terletak pengaruh Hindu yang kuat lega gaun di Kamboja dimana anak adam-sosok menaksir Sampot terjadwal Sarong Kor (perhiasan) yang merupakan simbol agama Hindu.

Ketika agama Buddha menggantikan agama Hindu, khalayak-sosok Khmer mulai mengenakan blus, kemeja, dan celana. Tentunya sesuai tendensi Khmer. Orang Khmer, termasuk rakyat dan keluarga kerajaan, berhenti memakai kerja wajib bergaya Hindu dan berangkat mengadopsi syal yang mutakadim diberi dekorasi. Style ini tenar sreg waktu Udong.

Putri Khmer biasa memilih dandan nan patut bakal Sampot-nya berdasarkan lever nurainya sendir alias mengajuk trend yang ada.

Beberapa sosok Kamboja caruk mempekerjakan gaun bergaya religius. Bilang lelaki dan wanita Khmer mengenakan anting Buddha plong kalungnya. Fungsinya merupakan bakal menjaga berpokok ifrit dan membawa keberuntungan.

Keluarga kerajaan biasa menyarungkan pakaian nan mahal. Sampot masih digunakan dikalangan imperium. Kebanyakan mereka memilih Sampot Phamuong, edisi bau kencur dari sampot yang digunakan oleh orang Thai pada abad ke-17. Sejak masa Udong, batih kerajaan mempertahankan kebiasaan mereka dalam berpakaian. Mereka yang perempuan mewujudkan pakaian yang adv amat atraktif. Para wanita kerap mengenakan intiha bahu tradisional yang disebut sbai atau rabai kanorng.

Para tukang tari mengenakan kerja raya yang disebut Sarong Kor di sekeliling lehernya. Yang terpenting, mereka melingkarkan gaun istimewa yang disebut Samprot sara-bhap yang terbuat dari kain benang yang dijahit dengan menggunakan benang kencana atau perak. Gaun tersebut mengkilap, dengan desain nan rumit, dan berkedip-kedip saat tukang tari tersebut bergerak. Penari lagi menggunakan setagen nan diisi batu mulia. Banyak perhiasan yang digunakan oleh penari wanita. Seperti pemberat-anting, sekelamin gelang, hiasan pada mata kaki, dll.

6. Kuliner di Kamboja

Kuliner Khmer mirip dengan kuliner di negara-negara Asia Tenggara lainnya terutama kuliner Thailand, Vietnam, dan Kamboja yaitu menggunakan saos ikan pada sup dan tumisan. Makanan nan populer yuridiksi pecah Tiongkok seperti chha (Bahasa Khmer: tumisan) dan berjenis-jenis jenis nasi goreng. Ki gua garba Tiongkok yang minimum terkenal adalah "sup mie dengan nasi dan daging kartu ceki", mirip dengan phở, disebut kuy tieu. Saji nan mendapat dominasi dari India kebanyakan menunggangi bahan kari. Banh chaew, kuliner Vietnam Bánh xèo versi Khmer, lagi merupakan suguhan yang tersohor.

Kuliner Khmer terkenal akan penggunakan pharok-nya. Pharok ialah sejenis pasta lauk yang sudah lalu dipermentasi. Jikalau Pharok tidak digunakan, maka kapi dapat digunakan. Kapi merupakan sekaum pasta udang terfermentasi. Santan adalah sasaran baku berpokok berbagai jenis kari dan hidangan pencuci mulut Khmer. Orang Kamboja biasanya menggunakan nasi dengan melati atau ketan. Saji penutup biasanya menggunakan biji pelir sama dengan durian. Hampir semua lambung dimakan bersama semangkuk nasi. Cabai dipisahkan berusul kandungan supaya boleh diisi sesuai selera.

7. Seni dan Sastra di Kamboja

7.1. Seni Rupa di Kamboja

Ki kenangan seni rupa di Kamboja boleh dilihat dari jaman kuno. Seni di Kamboja mencapai puncaknya saat periode Angkor. Seni dan kerajinan tradisional Kamboja bisa nyata tekstil, tenunan, kerajinan perak, relief batu, keramik, lukisan, dan layang-layang. Plong pertengahan abad ke-20, seni maju muncul di Kamboja. Artis asian dukungan bermula pemerintah dan wisatawan.

7.2. Musik di Kamboja

Antara tahun 60-70an, penyanyi duet Sinn Sisamouth dan Ros Serey Sothea mendapat banyak hit di negara ini. Sesudah mereka meninggal, medalion musik baru berusaha untuk mengapalkan pun musik. Irama Kamboja sudah lalu mendapat banyak pengaruh dari budaya Barat.

Musik tradisional Kamboja biasanya terdengar saat perayaan di pagoda, saat mengadakan satu ritual, ataupun umpama nada teater. Musik ini dibunyikan oleh beberapa perangkat seperti roneat ek (silofon utama), roneat thung (seruling), kong vong touch dan kong vong thom (gendang kecil dan samudra), sampho (rebana), skor thom (dua drum besar), dan sralai.

7.3. Ajojing di Kamboja

Tari di Kamboja dapat dibagi menjadi tiga kategori terdepan: tarian klasik, tarian daerah, dan dansa tidak baku.

Ajojing klasik Khmer adalah bentuk tarian Kamboja yang tetapi dipertunjukan lakukan kerajaan. Tarian ini memiliki banyak elemen dari tarian klasik Thai. Pada pertengahan abad ke-20, tarian ini dipertunjukan kepada publik dimana ini menjadi fon bersumber kebudayaan Khmer. Dan dipertunjukan saat suka-suka kegiatan mahajana, kelepasan, dan untuk wisatawan nan melawat ke Kamboja. Tarian klasik dikenal akan penggunaan tangan dan kaki untuk memformulasikan emosinya dimana terdapat sekitar 4.000 gerakan berbeda pada ajojing ini. Ajojing ini dikenal menjadi The Royal Ballet of Cambodia (Tari Balet Kerajaan Kamboja) setelah ditetapkan menjadi warisan budaya UNESCO sreg musim 1960-an. Cerita Ramayana memberi pengaruh kuat terhadap joget klasik Khmer dilihat berpangkal gerakan dan silsilah kisah.

Tari Apsara yaitu tarian Khmer nan masih cak semau sejak era Angkor. Ajojing ini menarik wisatawan dan menciptakan menjadikan budaya Khmer dikenal bumi. Ajojing Apsara dipromosikan oleh Norodom Buppha Devi dan menjadi salah satu bunyi bahasa terbit Kamboja.

Tarian kawasan Khmer memiliki operasi yang enggak seanggun ajojing klasik Khmer. Penari mengenakan busana yang sesuai dengan nan kamu perankan sama dengan Chams, kepala tungkai, petani, dan petani miskin. Tarian ini diiringi oleh musik yang dimainkan maka dari itu orkestra mahori.

Tarian bukan sahih Kamboja (alias ajojing sosial) ditarikan saat program sosial. Macam-macam tariannya termasuk Romvong, Rom Kbach, Rom Saravan, dan Lam Leav. Beberapa dari ajojing tersebut mendapat banyak otoritas berpangkal tarian tradisional Laos. Tari Rom Kbach mendapat banyak pengaruh pecah disko klasik kerajaan. Tarian lainnya yang berkat yuridiksi dari globalisasi adalah Cha-Cha, Bolero, dan Madison.

7.4. Sastra di Kamboja

Garitan sastra permulaan adalah dibuat sreg masa Kerajaan Khmer. Biasanya goresan tersebut berilmu tentang zuriat kerajaan, kebiasaan keyakinan, penaklukan wilayah, dan organisasi internal dalam kerajaan.

Dokumen Khmer tertua adalah terjemahan dan ulasan teks Pali Buddhist sreg Tripitaka. Tembusan tersebut ditulis oleh bhiksu sreg daum palem dan tersimpan di biara.

Reamker (Bahasa Khmer: Kemashuran Rama) yakni versi Kamboja berusul Ramayana, sebuah epos India yang sangat terkenal. Reamker tersusun dalam buram puisi dan tangga kisahnya diadaptasi dari operasi tari yang ditarikan oleh seniman Khmer. Reamker sering diadaptasi ke intern teater tradisional Kamboja.

Kamboja kaya akan karya sastra lisan. Terdapat banyak legenda, kisah, dan lagu nan ada sejak jaman dulu dan bukan aliansi ditulis sampai kesanggupan bangsa Eropa. Salah satu kisah yang terkenal adalah kisah tentang Vorvong dan Sorvong (Vorvong dan Saurivong), sebuah kisah tentang dua tuanku Khmer yang pertama kali dijadikan intern bentuk gubahan maka dari itu Auguste Pavie. Warga Perancis ini mengklaim bahwa dia mendapatkan cerita ini dari Mamak Nip di Distrik Somrontong. Pada hari 2006, cerita Vorvong dan Sorvong diadopsikan ke dalam bentuk joget makanya Balet Imperium Kamboja.

Tum Teav, yang bisa dibandingkan dengan kisahan Romeo dan Juliet, yakni cerita yang paling kecil terkenal, berdasarkan mulai sejak puisi nan pertama mungkin ditulis maka dari itu biarawan Khmer bernama Sam. Kisahan cinta tragis ini disetting pada era Lovek. Cerita ini diceritakan diseluruh Kamboja sejak pertengahan abad ke-19. Kisah ini telah diadopsi kerumahtanggaan banyak bagan sebagaimana lisan, sejarah, literatur, teater, dan tambahan pula film. Tum Teav juga berperan dalam pendidikan di Kamboja, contohnya yakni sebagai materi ujian bahasa Khmer di kelas 12. Tafsiran menjadi bahasa Perancis purwa kali dilakukan maka dari itu Étienne Aymonier puas tahun 1880. Tum Teav tersohor di luar negeri detik penulis George Chigas menerjemahkan versi sastranya yang ditulis pada tahun 1915 oleh biarawan Buddha terhormat Preah Botumthera Som atau Patumatthera Som, yang juga dikenal sebagai Kelim, salah satu penulis dalam bahasa Khmer nan terbaik.

Beberapa anggota keluarga Kerajaan Khmer nan berbakat seperti Kanjeng sultan Ang Duong (1841-1860) dan Ratu Thommaracha II (1629-1634) sudah menghasilkan karya sastra yang bagus. Raja Thomaracha menulis puisi kerjakan makhluk Kamboja yang lebih mulai dewasa. Raja Ang Duong dikenal dengan novelnya yang berjudul Kakey yang terinspirasi oleh cerita Jataka akan halnya seorang wanita yang tidak setia. Kini, Kakey rata-rata digunakan andai wahana pendidikan untuk mengajarkan gadis Khmer tentang pentingnya kesetiaan.

7.5. Teater Bayangan (Wayang) di Kamboja

Pewayangan di Kamboja lazim disebut Nang Sbek atau Lakhaon Nang Sbek. Nang Sbek mirip degan Nang Yai di Thailand, N komedi didong di Malaysia dan Indonesia khususnya yang berada di pulau Jawa dan Bali. Nang Sbek mungkin berasal mulai sejak Indonesia alias Malaysia sejak berabad-abad yang lalu. Seni ini mulai memudar seiring jalan hiburan modern. Sebelum ada film, video, dan televisi, pemukim Khmer sering menikmati pertunjukan wayang golek ini. Terwalak tiga macam teater gambaran di Kamboja:

  1. Nang Sbek Thom adalah seni yang menyertakan mimik, irama sebagai pembawa dansa, dan narasi.

  2. Nang Sbek Toch yang lagi disebut Nang Kalum dan sewaktu-waktu disebut Ayang. Menggunakan wayang yang bertambah kecil dengan ruang lingkup cerita yang lebih luas.

  3. Sbek Paor menggunakan wayang golek yang bercelup.

7.6. Film di Kamboja

Sinema di Kamboja dimulai sejak waktu 1950-an. Raja Norodon Sihanok sendiri yaitu "peminat" film. Banyak film yang ditayangkan di gambar hidup diseluruh negara puas masa 1960-an. Setelah pemerintahan Khmer Rouge berakhir, perkembangan industri sinema di Kamboja melemah karena persaingan berasal video dan televisi.

8. Sport di Kamboja

Olahraga berkembang pesat di Kamboja sejak 30 tahun terakhir. Sepakbola dibawa ke Kamboja oleh orang Perancis dan menjadi terkenal di Kamboja. Terdapat bilang seni bela diri seperti bokator, pradal serey (tinju istimewa Khmer) dan gulat tradisional Khmer. Olahraga dari barat begitu juga voli, binaraga, hoki, golf, dan baseball juga tenar di Kamboja. Tanding balapan termasuk adu boat tradisional dan lomba balap kerbau. Phnom Pehn National Olympic Stadium adalah stadion nasional dengan kapasitas 50.000 turunan di Phnom Penh. Kamboja pertama kali mengikuti olimpiade pada musim 1956 dengan mengirimkan beberapa penunggang kuda. Kamboja juga pernah menjadi tuan rumah GANEFO sreg perian 1960-an. GANEFO adalah ajang olahraga sejagat nan diciptakan Indonesia untuk memboikot Olimpiade. Di Kamboja diadakan Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu kebangsaan yang diadakan setiap bulan November.


Sumber:

Tajuk

Target

1. Cambodia http://en.wikipedia.org/wiki/Cambodia#Culture
2. Culture of Cambodia http://en.wikipedia.org/wiki/Culture_of_Cambodia
3. Budaya Negara Kamboja http://www.anneahira.com/budaya-negara-kamboja.htm
4. Kamboja http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja
5. Seni & Budaya Khmer & Kontemporer di Siem Reap http://www.jotravelguide.com/siem_reap_kamboja/seni_budaya_khmer_di_siemreap.php

Anda bisa request artikel akan halnya segala apa sahaja, kirimkan request Dia ke hedisasrawan@gmail.com

Semoga bermanfaat, Taat Semangat! | Materi Cak bimbingan

Source: https://hedisasrawan.blogspot.com/2014/04/budaya-di-kamboja-artikel-lengkap.html

Posted by: grasserintim1952.blogspot.com

0 Response to "Jelaskan Keadaan Sosial Budaya Negara Kamboja"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel